Natalia bangun dengan kepala yang terasa berat, dia melirik sisi ranjang fan tidak mendapati keberadaan Rangga di sana, begitu Natalia hendak turun, pintu kamarnya terbuka dan kini Rangga sudah berdiri di depannya.
"Mau kemana?" Rangga duduk di samping Natalia yang kini memejamkan matanya, wanita itu merasa lemas padahal semalam langsung tidur setelah para tamunya pergi.
Rangga meraih mangkuk bubur yang tadi dibawanya untuk Natalia.
Wanita itu menolak Rangga menyuapi dirinya, tapi Rangga tetap kekeh untuk menyuapi istrinya makan.
"Ayo Sayang, buka mulutmu!" bujuk Rangga yang sudah menyodorkan sendok tepat di depan mulut Natalia.
Wanita itu mendelik kesal, menurutnya Rangga terlalu berlebihan. Dirinya hanya demam, bukan patah tulang tangan yang menyebabkan dia harus makan disuapi oleh Rangga, apa pria itu mengambil kesempatan? Apa Rangga benar-benar merasa cemas dan peduli? Entahlah, Natalia juga tidak tahu.
