Marissa terbangun ketika matahari sudah tinggi, dia mendengus kesal karena semalam dia hanya jadi pelampiasan nafsu pria misterius itu.
Sering sekali terjadi ketika si pria mendatanginya, bercinta dengannya tapi kemudian di pria itu pergi meninggalkan dirinya setelah dia selesai melepaskan hasrat kelelakiannya.
Pernah Marissa meminta pria itu untuk menikahinya saja daripada mengejar Adelia tapi melampiaskan hasrat padanya tapi si pria dengan tegas menolaknya.
Kadang Marissa berpikir jika pria itu mencintainya karena sesekali pria itu bahkan bersikap manis terhadapnya, tapi di sisi lain di pria juga sering menjadikan dirinya pelampiasan fantasinya terhadap Adelia.
"Sialan!" makinya sambil membuang selimut dan turun hendak menuju kamar mandi.
Tapi langkahnya tertahan ketika mendengar ketukan pintu, membuat dia menghela napas panjang. Siapa yang datang bertamu sementara tidak ada yang tahu keberadaan dirinya di rumah ini.