Farel berlari menghampiri Rafael yang terduduk sambil memegangi perutnya, pria baya itu terlihat meringis menahan sakit.
"Saya panggil dokter, Tuan!" Farel membantu Rafael berdiri lalu mendudukannya di sofa panjang.
Dengan cekatan Farel menelepon dokter yang memang bekerja di perusahaan tersebut. Terlihat jika Rafael masih menahan sakit membuat Farel sedikit cemas.
"Dokter segera datang, Tuan!" ujar Farel pada Rafael.
Pria yang tengah menahan sakit yang terasa di perutnya itu hanya mengangguk kecil, Rafael memejamkan matanya berusaha untuk menetralisir rasa sakitnya.
Farel sendiri bingung untuk bersikap, hingga akhirnya di tnshah kebingungan yang dirasakan oleh Farel, dokter perusahaan datang dengan membawa tas berisi obat-obatan.
Farel sedikit menyingkir dan memilih untuk memberikan ruang untuk dokter melakukan tugasnya, setidaknya Farel bisa tahu apa yang terjadi pada bos yang sudah begitu baik hati padanya.
