Keesokannya, Alan datang ke alamat yang diberkman Casey kemarin. Tak disangka panti asuhan itu masih ada dan beroperasi seperti pada umumnya. Setelah Alan memarkirkan mobilnya, ia berjalan lebih dekat ke panti asuhan itu. Melihat anak-anak yang bercanda tawa bersama tak terlihat satu pun ada raut wajah murung di sana. Alan berpikir mungkin saja panti asuhan ini tidak seperti yang dulu.
"Ada yang bisa saya bantu, Sir?"
Alan hampir meloncat kaget ketika ada seseorang yang berbicara padanya. Seorang wanita yang sepertinya berusia sekisar empat puluh tahun. Alan menduga jika wanita ini adalah pemilik panti asuhannya. Alan membenarkan posisi kacamatanya, kemudian berkata, "Untuk saat ini saya hanya ingin melihat-lihat saja."
Wanita itu mengernyitkan dahi, tetapi tak lama kemudian kedua sudut bibirnya terangkat membuat seulas senyum terpatri di wajah wanita tersebut. "Silahkan, kau bisa masuk ke dalam. Aku ada teh dan cookies yang baru saja dibuat.