"Gwen, apa kau tersiksa berpacaran denganku?" tanya Luke tiba-tiba.
"Eh? Kenapa bicara seperti itu?" tanya Casey terkejut.
"Aku hanya bertanya. Karena kita tidak bisa menghabiskan waktu di luar seperti pasangan lainnya."
Casey terdiam sejenak, membenarkan perkataan Luke dalam benaknya.
"Tapi Luke, aku tidak tersiksa. Karena kita tetap bisa bersama, di mansion, atau saat bekerja meskipun aku tetap harus bersikap sebagai asisten biasa. Tapi aku baik-baik saja, selama kau ada di sisiku, itu tidak masalah," ujar Casey seraya tersenyum sangat manis, ia hanya ingin Luke tidak berpikir negatif tentangnya. Semua perkataan itu sangat jujur dari hati Casey yang terdalam.
Luke tersenyum, sepertinya hatinya benar-benar tepat berlabuh di Casey. Luke menggenggam tangan sang kekasih dengan erat, sepanjang perjalanan suasana hanya hening sampai mereka sudah berada di mansion.
"Gwen," panggil Luke.
"Hm?"