Casey terkekeh geli seraya menggeleng. "Tidak apa-apa, Tuan. Memang jalan ceritanya seperti itu, saya bertugas untuk membuat Tuan jatuh cinta kepada saya," ujarnya.
"Kenapa? Apa maksudmu?" tanya Luke bingung.
"Itu sudah menjadi bagian sifatmu, aku tidak akan protes. Yang terpenting, bagaimana perasaanmu padaku sekarang? Apa kau masih menganggapku sebagai pengganggu?"
Luke terdiam, menatap manik hazel gadis itu. Casey dengan embusan angin sepoi-sepoi dan cahaya oranye nampak begitu indah dipandang, rasanya Luke tidak ingin berpaling ke mana pun selain makhluk indah ciptaan Tuhan yang berada di hadapannya saat ini.
"Aku tidak lagi menganggapmu begitu," jawab Luke yang langsung membuat senyum Casey semakin mengembang terlihat sangat manis.
"Syukurlah kalau begitu, itu sudah cukup bagimu," sahut Casey seraya tertawa pelan dengan pipi yang merona merah.
"Apa kau yakin hanya cukup sampai di situ saja?"
"Eh?"