Casey menjauhkan wajahnya secepat mungkin, jangan tanya seperti apa wajahnya sekarang. Merah padam bak kepiting rebus. Gadis itu tak bisa mengatakan jika bukan seperti itu niat awalnya pada Eric, ia sudah terlalu malu dan segera keluar dari mobil.
"G—gwen!" panggil Eric tetapi Casey sudah berlari bagaikan petir kilat meninggalkannya seorang diri dengan perasaan bingung, malu, dan bahagia.
Eric menyentuh bibirnya, masih merasakan sentuhan dari bibir mungil gadis itu di sana. Mempertanyakan sebenarnya apa yang diinginkan Casey padanya. Eric menyenderkan tubuhnya, ia kembali mengingat saat ia mencium gadis itu. "Argh, aku menginginkannya."
Pria itu membenturkan kepalanya sedikit pelan pada stir mobil beberapa kali. "Kenapa tiba-tiba dia melakukan itu?! Aku jadi mau!" racau Eric tak berhenti.