Chereads / Balas dendam gadis mafia / Chapter 2 - chap 1 gadis penembak jitu

Chapter 2 - chap 1 gadis penembak jitu

Dalam sebuah mansion yang besar dan luas , terdengar riuh suara tembakan dan derap langkah .

Seorang wanita cantik berlari dengan menggandeng gadis kecil berusia 5th . Mereka bersembunyi di rimbunnya tanaman di skitar taman dalam mansion itu.

Hosh

hosh

hosh

" Anjel ! Dengarkan Momy , Momy dan Daddy mencintai mu , kamu harus hidup apapun yang terjadi . " ucap wanita cantik itu pada si gadis kecil yang terlihat menangis ketakutan .

Doorr

Doorrr

Dooorr..

Dikejauhan beberapa pria berbaju hitam berbadan tegap yang berlarian dan saling mengejar . Dengan pistol ditangan mereka . Wanita cantik itu melongok . ketika dirasa cukup aman , ia membawa putri kecil nya berlari kearah gudang . Dengan suara tembakan yang masih terdengar jelas di kejauhan sana .

Mereka bersembunyi di dalam gudang, wanita cantik itu mencari tempat untuk bersembunyi . Ada sebuah lemari kecil yang hanya cukup untuk putri kecil nya .

Ia memasukkan Angle kedalam nya , sebelum ia menutup pintu wanita itu berucap .

" Angle ! Daddy mu akan segera datang ! percayalah dia akan menyelamatkan mu . Jangan keluar ! apapun yang terjadi ! Oke !? " ucap si wanita pada anak nya dengan uraian air mata , suaranya terdengar bergetar . sesekali ia menoleh kebelakang , memastikan tak ada orang lain yang masuk kegudang .

" Mommy . Angle takut ! " tangis Angle

" Tetap disini . Dan tunggu Daddy ! Dia pasti akan datang menyelamatkanmu ! " wanita itu menoleh kebelakang, " Jangan bersuara ! "

Terdengar suara pintu gudang berdecit tanda dibuka . dengan segera wanita itu menutup pintu lemari.

" Mommy mencintai mu ! Daddy akan datang angle . jangan bersuara ! " bisik nya hingga pintu benar benar tertutup .meninggalkan gadis kecil itu menangis ketakutan .

Lalu wanita itu pergi menjauh dari lemari . ia bersembunyi di balik tumpukan kayu kayu hiasan yang belum sempat terpakai .

Dari pintu masuk gudang beberapa pria berbadan tegap dengan stelan jas hitam menyebar . Pistol senantiasa tergenggam ditangan mereka .

" Cari ! " suara bariton seorang pria yang berhenti tepat di samping wanita itu bersembunyi . " Jangan sampai seekor tikus pun lolos . "

Dengan membekap mulut nya wanita itu bersembunyi , ia melirik lemari tempat angle bersembunyi . Ia terus berdoa agar putri nya selamat dan tidak tertangkap . saat itu tanpa sengaja kaki nya menyenggol sebuah kaleng hingga menimbulkan bunyi dan menggelinding .

kaleng itu berhenti tepat di samping kaki pria yang tadi bersuara .

" Khi khi khi khi..... " tawa nya ,

" ketemu ! " seru nya sambil menendang balok balok kayu yang menyembunyikan si wanita . hingga jatuh dan menimbulkan bunyi nyaring . Menampakan sosok wanita yang tengah membekap mulutnya. Beberapa orang dari pria itu mengacungkan pistol kearah si wanita .

Dengan pistol ditangan nya , pria yang mendominasi itu mengarahkan moncong nya ke wajah wanita yang tampak menggigil ketakutan itu .

" Dimana Logam ?! "

" Aku tidak tau ! "

" Khi .. khi... khi... " pria itu tertawa , tawa nya begitu menakutkan .

Pria itu mendekat , semakin mendekat dengan pistol yang terus terarah pada kepala wanita itu .

" Dimana Logam !? " ulang nya .

Dengan tubuh yang berguncang dan mata yang merah berair ,wanita itu menatap pria yang kini berada tepat di depan nya , dengan moncong pistol yang menempel tepat di kepalanya .

" Tuan Xavy , kami sudah menyisir area mansion tapi kami tak menemukan siapapun . " ucap salah seorang pria berbadan tegap yang sepertinya anak buah pria bernama Xavy itu .

Bahu Xavy bergoyang ,

" Khi.. khi... khi.. Hahahaha... hahahaa.. Logam ! Kau lari dengan meninggalkan istrimu ! "

Tawa yang begitu menakutkan itu tiba tiba berhenti dan menatap dingin pada wanita di depan nya .

" Mati saja kau ! Dengan begitu Logam akan keluar . " ujar nya dingin dengan tatapan mata tajam nya .

Xavy menarik pelatuk nya .

Doooorrrrr.... !!

" Tetaplah hidup angle ! " suara hati wanita itu .

Wanita itu terkapar dengan darah yang merembes dari kepalanya .

Tampak senyum terungkai di wajah Xavy .

Sraaakk...

Suara yang membuat Xavy menoleh , ia berjalan kearah lemari dimana suara itu berasal . Lalu membukanya dengan mengacungkan pistol ke arah lemari itu .

Tampak seorang gadis kecil pingsan di dalam nya .

" Sepertinya , dia putri dari Logam tuan Xavy . " suara salah satu anak buah nya .

" Haruskah kita membunuh nya !? " tanya anak buah nya lagi .

Pria bernama Xavy itu tersenyum licik.

▪▪▪▪

14 tahun kemudian ..

Seorang gadis dengan earpon ditelinga nya , tampak mengarahkan senapan laras panjang nya ke arah gerombolan pria yang tengah bertarung di sebuah dermaga.

Ia bersembunyi diatas sebuah countainer yang berjajar rapi . Mata tajam nya membidik kepala salah satu orang dari gerombolan itu . Jari nya mulai menarik pelatuk .

Doorrr ..

Dooorr..

Doorr...

Beberapa pria tumbang . Ada pula yang tersungkur .

Sebuah lolipon yang tampak bertengger di mulut gadis itu , bergeser perlahan . Matanya masih membidik . jari indah nya kembali menarik pelatuk .

DOORR.....

DOOORR...

DOORR...

Di kejauhan seorang pria mengangkat tangan nya . Memberinya isyarat untuk berhenti menembak .

Ketegangan berakhir . Kemenangan ada dipihak mereka . Dengan sebuah mobil Jipp terbuka kembali ke markas .

Seorang gadis dengan laras panjang di pungungnya dan satu lagi ditangan nya itu berjalan perlahan memasuki sebuah ruangan .

Satu persatu senjatanya ia tanggalkan di meja . Senapan laras panjang , belt peluru , earpon komunikasi , Dua buah pistol di kaki kanan nya dan sebuah belati di dibetis kiri nya ia cabut satu persatu yang melekat di tubuh nya , berikut dengan acsesoris yang menyertainya ..

Seorang pria berbadan tegap dengan rahang kuat nan tegas berdiri mengetuk pintu yang terbuka .

Tok tok tok

Gadis cantik nan imut itu menoleh , melihat pria itu bersandar diambang pintu .

" Uncle Xavy ! "

" Kerja bagus ! Kau menyapu bersih mereka ! " puji nya sambil melangkah masuk .

" Kapan kau akan menugaskan aku menyusup ke markas Seanking !? " Tembak gadis itu , ia meraih belati di meja . dan menyembunyikan ditangan nya .

" Kamu belum siap ! " ucap Xavy enteng , ia berjalan mendekat . " Kamu harus banyak berlatih lagi Denise ! "

Gadis bernama Denise itu menatap tajam pada Xavy ,

" Apa lagi yang harus aku lakukan untuk membuktikan bahwa aku mampu , uncle Xavy !? "

Danise mulai mengarahkan pisau belati ditangan nya kearah Xavy , dengan cepat pria itu menghindar .

" Khi.. khii.... khi... Kau belum cukup mampu Danise ! " ejek nya , yang berhasil menghidar dari serangan dadakan Danise .

Danise memicingkan matanya , berlari kearah Xavy melakukan tendangan samping , namun pria itu lagi lagi dapat menghindari serangan Danise .

Danise memutar tubuh nya melakukan tendangan memutar , Xavy merunduk, dengan gerakan cepat Danise mengarahkan belatinya ke arah Xavy .

Namun tangan Xavy menangkap tangan nya memilin dan mengunci kedua tangan Danise dibelakang.

" Kau belum cukup mampu Danise ! " ucap nya dengan kekehan menghina .

" Oh ya !? " Senyum Danise tampak mengembang .

Ia mendorong tubuh nya hingga mereka mundur beberapa langkah , lalu bergeser ke samping , Kaki nya menginjak kursi di depannya sebagai pendorong , mengayun keatas memutar diatas kepala Xavy dan berbalik berada di belakang pria bertubuh tegap itu . Tangan nya mencengkram bahu kokoh Xavy . Belati pun sudah berada tepat dileher Xavy .

" Bagaimana menurut mu !? " Ucap Danise menantang .

Xavy tersenyum puas .

" Baiklah ! Kau menang ! " ucap nya ,

Danise melonggarkan cengkraman dan menjauhkan pisau belati nya dari leher Xavy .

Dengan cepat Xavy merebut belati dan mencengkram leher Denise menjatuhkan tubuh itu kelantai , dengan tangan masih mencekik leher Danise . Ia mengarahkan pisau itu ke wajah Denise , hendak menghujam nya .

Dan berhenti tepat di depan mata kanan gadis itu .

" Kau tak boleh lengah Denise . Musuh ada dimanapun . Bahkan pada orang terdekat mu sekalipun ! " ucap Xavy dingin.

Danise menatap tajam pada Xavy . Ia tak takut dengan pisau yang hampir membutakan matanya itu .

Xavy melonggarkan tangan nya . ia berdiri begitupun dengan Danise .

" Kau akan kutugaskan menyusup minggu depan ! " ucap Xavy sambil menyerahkan belati ditangan nya pada Danise .

" Selama menunggu , persiap kan diri mu ! " sambung nya sambil berjalan keluar dari kamar Danise .

Danise mematung , antara senang dan was was . Senang karena ia akhirnya berkesempatan menuntut balas atas kematian orang tua nya , dan rasa was was karena ia akan memasuki sarang mafia terbesar di dunia .