"Kau benar-benar berniat untuk membongkar makam kakekmu?" tanyanya. Dia memandang ke arah wanita yang baru saja memotong pembicaraannya dan penutup panggilan dari ponsel yang ada di dalam genggamannya.
"Aku rasa dia hanya mempermainkanmu saja. Jangan selalu percaya apa katanya."Dia berusaha untuk menjernihkan pikiran mantan kekasihnya. Entah apa yang membuatnya bergerak sejauh ini. Namun, dari sorot matanya dia hanya bertindak atas kemarahan. Dia sama sekali tidak mau mempertimbangkan apa yang sedang dia lakukan sekarang.
"Areeta ...." Delwyn menarik pergelangan tangannya. Dia berusaha untuk menghentikan mantan pacarnya agar tidak terlalu menggila dalam situasi ini. "Aku berbicara semuanya dengan jujur bukan ingin membuatmu khawatir. Bukannya aku tidak ingin .... Ah, sudahlah. Lebih baik kau tenangkan dirimu. Jika kau begini aku benar-benar menyesal sudah mengatakan semuanya. Seharusnya tadi aku tidak jujur atas apa yang aku dengar dari Daeva."