Dia mendorong pintu kayu yang ada di depannya. Sesuai dengan dugaannya kalau pintu itu tidak terlalu kuat untuk menahan dorongan yang begitu kuat jadi dia memutuskan untuk mendorongnya secara perlahan-lahan.
Diikuti oleh langkah kaki sang kekasih yang ada di belakangnya, dia akhirnya masuk ke dalam gubuk tua itu. Sesuai dengan prediksinya kalau keadaan yang ada di dalam gubuk pastilah panas dan pengap melihat sebanyak apa hasad yang keluar dari cerobong tua di sisi bangunan gubuk.
Sekarang pandangan matanya mulai berkeliling menatap suasana sekitarnya. Dia berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya sekarang. Ini tidak bisa disebut sebagai rumah sebab semua yang ada di sini hanyalah tumpukan batu, besi, dan semua perkakas yang digunakan untuk memahat patung atau membuat mahakarya yang akan dipasang di dalam museum.