Pagi hari, mendung yang gelap.
Marvith masih belum rela dengan kepergiannya. Dia terus memandang ke arah wanita yang memasukkan semua barang-barangnya ke dalam bagasi mobil. Namun, dia tidak bisa melakukan apapun selain hanya membiarkannya. Daeva bahkan bertingkah layaknya dia akan pergi piknik di sebuah pegunungan yang tinggi atau pantai yang luas dengan cuaca yang jauh lebih baik dari sekarang.
"Kenapa menatapku begitu?" Daeva berbasa-basi. "Bukankah lebih baik kau membantuku untuk mengemas semua barang-barang? Aku tidak pandai menata," katanya. Menunjuk tumpukan barang-barang yang akan dia bawa pergi untuk satu minggu ke depan.
"Nona ...."
"Berhenti untuk mendebatku," sahutnya kemudian, sepertinya dia tahu pembicaraan macam apa yang akan terjadi di antara mereka berdua Jika dia terus membiarkan pria ini berbicara sesuai dengan isi hatinya. "Sudah aku katakan kau hanya perlu percaya seperti biasa dan aku akan kembali seperti biasa juga," katanya lagi.