"Maafkan aku jika rumahku tidak nyaman untuk ditinggali. Mungkin rumah ini tidak sebesar kediaman milikmu dan perabotannya pun juga tidak semewah yang ada di dalam kediamanmu, Nona Daeva." Wanita itu berbicara sembari meletakkan secangkir teh di atas meja. Melirik wanita muda yang hanya tersenyum manis tanpa ada kata-kata yang terlontar dari celah bibirnya.
"Aku sering datang kemari jadi ini bukan hal yang asing untukku." Dia menjawab pada akhirnya.
Tentu saja itu cukup mengejutkan untuk dirinya, padahal baru pertama kali dia mengajaknya untuk mampir kemarin juga bisa dikatakan baru kemarin malam mereka saling mengenal satu sama lain.
"Kedatanganku tidak terlihat oleh mata manusia, begitu juga dengan kedatangan Ibad. Dia mempunyai sihir identik denganku karena dia hidup atas sihir dan darahku yang mengalir dalam tubuhnya." Daeva menjelaskan pada wanita itu sebab dia tahu bahwa dirinya tidak akan bisa memahaminya begitu saja tanpa penjelasan yang menyertai.