Chapter 158 - 157. Grief

"Areeta!" Delwyn memanggil namanya dengan begitu tegas, berharap jika wanita di depannya itu mau sedikit meluangkan waktunya untuk berbicara dan berbincang dengannya.

Prosesi pemakaman telah selesai, dia berjalan membawa abu milik sang ibunda. Mungkin akan menyimpannya di suatu tempat nanti.

"Kau bisa pulang sekarang, terima kasih sebab sudah datang dan menemaniku." Areeta berbicara dengan nada bicara yang begitu lirih, sepertinya dia benar-benar terluka dengan kejadian yang sedang menimpanya. Pandangan matanya terasa begitu kosong dan sayu, mungkin orang-orang yang ada di sini hanya berduka sebatas kehadiran saja. Setelah mereka pergi, duka itu akan hilang seiring dengan berjalannya waktu. Namun, tidak untuk Areeta. Tentu saja dia serius dalam mengatakan bahwa dirinya punya duka yang begitu besar dan apa yang menimpanya sekarang jelas-jelas menggores hatinya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS