"Terimakasih sudah menyelamatkan diriku, Nona. Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika kau tidak datang tadi."
Langkah kaki keduanya beriringan. Melewati sebuah kebun bunga warna warni yang indah. Tentu ini bukan dunia manusia. Meraka masih berjalan di dunia arwah, katakan saja seperti dunia lain dengan kehidupan yang lain juga.
"Kau juga melakukan hal yang sama, bahkan itu jauh lebih besar dari yang aku lakukan." Dia menatap jauh ke depan, jalurnya hanya satu menemukan sebuah pintu dengan cahaya terang untuk pergi ke dunia manusia. "Aku tidak menyangka jika kau bisa melakukan itu." Daeva mengimbuhkan. "Aku sekarang tahu, rasanya berhutang nyawa dengan seseorang."
Ibad menoleh. Lekas menggelengkan kepalanya. "Tidak, Nona. Anda tidak berhutang nyawa denganku. Aku yang berhutang banyak padamu. Kehidupan ini dan semua yang aku terima tidak bisa aku balas dengan apapun. Rasanya ...."
"Berhenti memuji diriku," katanya terkekeh. "Aku akan sombong nantinya."