"Ibad sudah membunuh dia," sambungnya. "Membunuh Cletra yang aku maksudkan."
Daeva berjalan mendekatinya. "Lihatlah! Kau berbohong lagi." Dia berkacak pinggang di depan Delwyn. "Katakan padaku, siapa yang mengajari dirimu berbohong seperti ini, huh?" tanyanya pada Delwyn lagi.
"Ah, benar! Aku jadi teringat akan satu hal!" Dia menelisik. Tatapan matanya tajam, tak terkira. Seakan ingin membunuh Daeva dengan itu. "Dae-Shim ada di balik ini bukan?"
Delwyn berdecak ringan. Sekarang dia mulai kesal, Daeva terus saja begitu.
"Katakan!" perintahnya. "Kau menyembunyikan fakta itu sebab takut aku marah padamu bukan? Kau takut aku mengomelimu padahal itu di kuae kendalimu." Dia sekarang menuduhnya.
"Daeva ...." Delwyn menatapnya dengan aneh. "Bagaimana bisa kau tidak mempercayaiku sama sekali?" Dia mengerutkan keningnya. "Padahal kita sudah bersama selama beberapa minggu. Untuk apa aku membohongi dirimu?"
Daeva menggelengkan kepalanya. Entahlah, dia menaruh curiga tanpa alasan.