Dua musuh bebuyutan terjebak dalam satu siklus yang tak pernah berhenti. Tidak mudah untuk membunuh satu sama lain, mereka punya keahliannya masing-masing.
Ayunan pedang dari Daeva membalas sihir yang diberikan padanya. Bola-bola sihir yang dilemparkan ke arah Daeva, saya akan mencoba untuk membakar dan menghancurkan tubuh. Namun, Dia adalah seorang pejuang hebat. Semua yang diberikan padanya disapu bersih dengan begitu mudahnya.
"Menyerahlah, Daeva." Cletra berjalan dengan begitu cantik, jejaknya tak tertinggal di atas pasir. Kedua tangannya menggenggam sihir yang siap kapan saja dilemparkan pada Daeva. "Aku melihatmu kewalahan. Pedangmu itu tak cukup hebat dibandingkan sihirku."
Nyatanya, dia hanya sekrang pencuri. Daeva merasakan sihirnya sendiri menyerang dirinya. Itu didapat setelah dia merasuki jiwa milik Ibad.
"Kau tidak bisa melawan sihirmu sendiri, bukan? Ibad membuatku bisa merasakan kemenangan."