"Iyalah, jangan sekarang. Sekarang kita mesti kerja kan," ujar yang lain.
"Iya nih, waktunya, bentar lagi masuk," kata Siva. Siva pun, pamit kepada ayahnya untuk kembali bekerja, "Ayah, Siva pamit kerja dulu ya."
"Semoga, kerjanya semakin betah ya," ucap Ayah Siva. Kemudian, teman-teman Siva, membayar bakso yang sudah mereka makan.
"Iya Pah, Papah juga semoga aja, selalu sehat-sehat ya," kata Siva. Siva dan teman-temanya pun, kembali ke tempat kerja
Amel ditanyai oleh rekan kerjanya, "Mel, kenapa lu malah milih bertahan sih sama dia?"
Amel mengatakan bahwa dirinya tidak tega melihat wajah NIco, "Aduh Kak, Amel juga gak tau jawaban pastinya apa. Yang jelas, pas Amel liat mukanya. Amel ngerasa gak tega Kak."
"Repot-repot, lu telepon gue sampe nangis-nangis. Terus, sekarang, lu masih sama dia. Gimana sih?"
"Susah Kak," jawab Amel.
"Bukan susah! Lu aja yang bucin!" ujar teman Amel.
"Hehehe," jawab Amel.