Dinda dan Hilmi pun, makan di warung nasi uduk. Mereka berbincang tentang Dina. Hilmi bertanya tentang Dina, "Mamah kamu gak kasih kabar sama kamu?" Akhirnya, mengakui jika dirinya sering bertukar pesan dengan Dina.
"Dinda sering kok, chatting sama Mamah."
Hilmi begitu antusias mendengarnya, "Hah? Sejak kapan? Kok, kamu baru bilang sekarang?"
"Dinda lupa Pah. Tapi, yang jelas, sering aja kita chatting. Mamah soalnya, gak ngebolehin Dinda buat kasih tau Papah. Maafin Dinda ya Pah," kata Dinda.
"Oh, ceritanya kaya begitu," jawab Hilmi. Hilmi mengelus rambut Dinda. Dinda meminta kepada Hilmi untuk tidak menceritakannya lagi kepada Dina, "Tapi, Papah jangan bilang apa-apa lagi ya sama Mamah."
"Iya. Papah janji kok," jawab Hilmi.
"Pah, Papah kangen gak sama Mamah?" tanya Dinda. Hilmi mengangguk. Kemudian, Hilmi berkata, "Iyalah. Tapi kan, itu udah jadi keputusan Mamah kamu. Papah gak bisa maksa. Sekarang, Papah coba ikhlas aja. Kalau itu maunya Mamah kamu, mau gimana lagi?"