"Udah, makan duren-nya?" tanya Saffa. Dinda mengangguk. Ia mengatakan, "Udah. Enak kok."
Saffa meminta Dinda untuk jauh-jauh dari dirinya. Sebab, menurut Saffa, Dina bau duren, "Ih, jauh-jauh gak! Lu bau duren."
Dinda menggoda Saffa. Hingga, terus mendekat ke arah Saffa. Dinda berkata, "Gak mau, gue gak mau. Gue pengen deket lu."
Saffa pun, berlari keluar. Mereka saling mengejar. Hilmi, hanya bisa tersenyum melihat hal itu. Dalam hatinya, Hilmi berkata, "Jadi inget, waktu snak-anak masih kecil."
Rayan yang sudah ingin menongkrong dengan Maman dan Gilang, bertanya kepada sang Ibunda, "Mah, Rayan udah boleh kan pergi nongkrong? Kan, Rayan udah belajar Mah."
Dina mengatakan bahwa dirinya akan mengetes Rayan, "Oh, kamu udah selesai nulis, sini, Mamah mau tes kamu."
"Tes apa? Emangnya, Mamah guru apa?" tanya Rayan. Dina menjawab, "Bukti. Ini buat pembuktian. Kamu bener belajar apa enggak."
"Beneran belajar dong, Mah," jawab Rayan.