Aku menolaknya. Aku berkata, "Emangnya buat apa?" Farhan dengan nada tingginya mengatakan, "Siniin aja pokoknya!"
Aku menyerahkan ponselku kepada Farhan. Lalu, Farhan memeriksa isi ponselku. Mendapati aku yang berkomunikasi dengan Kak Arif, Farhan langsung saja memblokir nomor Kak Arif.
"Awas aja ya, kalau lu hubungin dia lagi!" kata Farhan. Lalu, Farhan mengembalikan ponselku.
Di hari-hari berikutnya, aku menitipkan ponselku kepada Rani, "Ran, gue nitip Hp gue di lu ya."
"Tapi, kan, sekarang gak ada razia Nind," jawab Rani.
"Aduh, ini bukan tentang Razia. Tapi, gue mau ngumpetin Hp dari Farhan," jawabku. Rani langsung menyimpan ponselku di kantongnya. Lagi, Farhan bertanya, "Mana Hp?"
"Aku gak bawa Hp. Tanya aja sama Rani!" titahku. Pada hari itu, ponselku tertinggal di tas Rani. Aku yang sudah sampai ke rumah, pergi ke rumah Rani untuk mengambil ponsel. Meskipun, dengan napas yang terengah-engah.
"Masuk dulu sini," kata Rani sembari memberikan ponsel milikku.