Matanya, cukup sinis kepadaku. Seakan Kak Nadia sudah mengetahui di mana Dina dan aku mencurigai jika Dina sudah menghubungi Kak Nadia. Kak Nadia mengatakan jika Dina tidak ada di rumahnya.
"Hilmi, Dina masih gak ada di sini," ujar Kak Nadia.
Lalu, aku meminta Kak Nadia untuk membujuk Dina agar Dina kembali ke dalam pelukanku, "Kak, Hilmi boleh minta tolong gak?"
"Minta tolong apa Hil?" tanya Kak Nadia.
"Kak Nadia tolong bujukin Dina buat balik lagi ke Hilmi Kak. Biar mau pulang Dina ke rumah," ucapku. Entah kenapa, Kak Nadia menolak permintaanku. Kak Nadia berkata, "Aduh Hil, Kakak gak bisa bantuin kamu. Maaf. Kamu kan tau, Dina itu anaknya susah dibujuk."
"Kak, tolonglah masa gak mau bantuin Hilmi?" tanyaku kepada Kak Nadia.
"Aduh Hil, bukannya Kakak gak mau bantuin kamu ya. Tapi, Dina itu, anaknya emang gak susah di bujuk," jawab Kak Nadia.
Aku kekeh meminta bantuan Kak Nadia, sampai suami Kak Nadia mendengarnya. Dan, menghampiri kami yang berbincang di ruangan tamu.