"Kamu kenapa seret-seret aku? Kita mau ke mana?" tanya Kania. Hilmi mengabaikan Kania. Hilmi membuka pintu taxi. Lalu, dia mendorong Kania untuk masuk ke dalam taxi. Karena Hilmi mengetahui kediaman Kania dan suaminya, Hilmi telah membeberkan alamat lewat aplikasi. Jadi, supir taxi tahu dia harus ke mana.
Kania bertanya, "Kenapa kamu gak ikut? Hilmiiiii!" Kania mengeluarkan lengannya untuk menggapai lengan Hilmi. Pandangannya, tak mau lepas dari pria dengan tiga anak itu.
"Turunkan aku!" Kania berteriak sepanjang jalan. Supir taxi meminta Kania untuk tetap tenang, "Buk tenang! Jangan teriak-teriak kaya begitu. Nanti, orang-orang nyangkanya saya nyulik Ibu."
"Kamu gak mau kan orang-orang berpikiran begitu. Maka-nya, turunkan aku!"
"Tapi Buk, Ibu terlalu mabuk untuk turun sekarang," ucap supir taxi. Kania mengatakan jika dirinya bisa jalan sendirian, "Aku bisa jalan sendirian! Dasar bodoh! Aku tahu jalan pulang!"
"Buk, tolong jalan berteriak!" pinta supir taxi.