Ervin menghela napas. "Kalau begitu biarkan saja di dalam kamar. Yang penting Bibi sekarang kumpulkan saja semua barang punya Serlin."
"Iya Tuan," Bibi segera pergi meninggalkan Ervin.
"Memang masuk akal kalau barang Serlin tidak muat di gudang, baju-baju kesayangannya saja banyak begitu," gumam Ervin kembali menghisap rokoknya kuat-kuat dan menghembuskan jauh ke depan.
Setelah habis rokoknya, Ervin menyandarkan tubuhnya. Matanya tertutup perlahan, angin yang sepoi-sepoi menerpa wajahnya yang terlihat muncul bulu-bulu halus di sekitar wajahnya.
"Ingin rasanya masalah ini segera berakhir, aku sudah lelah dengan ini semua. Hidupku ingin tenang, ingin menikmati hari-hari tanpa ada pikiran apapun selain pekerjaanku," pikiran dan hati Ervin bicara sendiri.
Lamunan Ervin terbawa ke masa lalunya di mana kedua orang tuanya masih ada. Keluarga yang sangat bahagia, dirinya dibesarkan dari orang tua yang saling menyayangi dan saling menghargai.
