Jemarinya dengan lembut menyusuri otot dada Ervin yang nampak bidang dibalik kaos polonya. "Ervin, aku rindu padamu."
Antara sadar dan tidak sadar, perlahan tangan Ervin memeluk pinggang Serlin yang tidak tertutup apapun. Kulit jarinya langsung merasakan halus lembut kulit Serlin yang terawat dengan baik.
Serlin menatap iris mata Ervin yang sedang melihat bibirnya yang sengaja dibuat menggoda. Karena biar bagaimana pun Serlin tahu titik lemah seorang Ervin yang tidak bisa menahan hasratnya bila bisa menggodanya.
Jemari Ervin yang berada di pinggang Serlin perlahan menariknya untuk lebih dekat dengannya sehingga benda pusakanya yang sedang berdiri tegak menyentuh perut bawah Serlin.
"Aah," terdengar Ervin mendesah pelan ketika ujung benda pusakanya menyentuh kulit Serlin.
Serlin tersenyum, satu tangannya dengan pelan mengelus kembali benda pusaka yang berdiri tegak dan satu tangannya merangkul leher Ervin agar lebih dekat dengan wajahnya.