Wajah Ervin nampak marah. "Apa yang kamu katakan? Kamu sekarang berani bicara seperti itu setelah tinggal di sini?! Lihat saja, aku akan membawamu pergi dari sini!"
"Jangan menyentuhku!" ucap Aneska pelan tapi penuh dengan penekanan, menepiskan tangan Ervin yang mencoba menyentuhnya.
Wajah Ervin semakin kesal, iris matanya menatap dalam iris coklat mata Aneska yang nampak marah. Jantungnya berdetak kencang, ada rasa sakit dihatinya ketika Aneska menolak dirinya. Napasnya mulai naik turun menahan marah.
Aneska di dalam hatinya sangat takut melihat Ervin seperti itu tapi dengan seluruh tenaganya berusaha untuk tetap tenang menghadapi Ervin.
"Jangan membuatku marah," ucap Ervin pelan dengan tidak melepaskan tatapan matanya pada Aneska.
"Pergilah, aku tidak mau melihatmu," jawab Aneska. "Dan jangan buat keributan di sini."
"Aku akan pergi bersamamu," jawab Ervin.