Aneska mendelik melihat Ervin. "Tahu apa kamu tentang aku? Kamu tidak mengenal aku sama sekali."
"Aku sangat mengenalmu. Kamu gadis polos yang terdampar di Kota besar ini. Terjebak di tengah-tengah ganasnya kumpulan orang-orang yang berjuang untuk memperpanjang hidup."
Aneska mencibirkan bibirnya. "Aku bukan terjebak di tengah-tengah ganasnya orang-orang tapi aku terjebak olehmu, terjebak dalam kurungan kamu."
Ervin tersenyum melihat Aneska, bukannya marah mendengar Aneska mengatakan itu tapi malah membuatnya gemas.
"Kamu orang aneh, memaksa aku untuk jadi kekasihmu lalu mengurungku seperti ini. Kamu benar-benar egois, memaksakan kehendak padaku."
"Tapi aku tidak melukaimu apalagi menyiksamu. Aku memperlakukan kamu seperti ratu tapi kamunya yang selalu melawanku. Ikuti saja apa kataku, maka semua akan baik-baik saja," kata Ervin di antara kepulan asap rokoknya.