Ervin menyandarkan tubuhnya, pura-pura tidak menghiraukan Aneska. Matanya melihat ke layar televisi kemudian kakinya di angkat ke atas meja yang ada di depannya.
Aneska menggeser kembali tubuhnya menjauhi Ervin. Dirinya mendadak menjadi tidak nyaman dengan kedatangan Ervin yang duduk disampingnya.
Dalam hati Ervin tersenyum, dirinya sedang mencoba untuk memancing Aneska agar mau bicara dengannya. Akan dia lakukan untuk mencairkan suasana perang dingin Aneska.
Aneska melihat Ervin sebentar, kemudian melihat lagi ke layar televisi. Dirinya masih ingin menonton tetapi dengan adanya Ervin membuatnya tidak nyaman.
Ervin yang diam duduk beberapa menit menonton televisi tetapi pikirannya memikirkan Aneska, akhirnya tidak tahan lagi. Dilihatnya Aneska yang duduk diujung sofa.
"Aneska," panggil Ervin pelan.
Aneska diam saja. Jangankan menjawab untuk menoleh pun tidak mau.
"Aneska," panggil Ervin menurunkan kakinya yang berada di atas meja. "Kamu masih marah?"