"Benarkah aku telah jatuh cinta pada Aneska? Hatiku ikut senang bila melihatnya tersenyum, hatiku juga ikut sedih bila melihatnya sedih," hati Ervin bicara sendiri dengan wajahnya yang terlihat kusut.
"Aku tidak bisa mengendalikan amarahku jika Aneska menolakku. Ada sesuatu yang ada di dalam diriku yang membuat aku marah. Hanya pada Aneska saja aku seperti ini. Dengan Serlin pun aku tidak pernah seperti ini. Ada apa denganku ini?"
Ervin mengacak acak rambutnya kesal. "Aneska, maafkan aku. Pasti dia sangat marah padaku," hati Ervin terus menerus bicara sendiri.
Tidak lama kemudian terdengar bel pintu berbunyi. "Siapa yang datang?" gumam Ervin tetap duduk.
Tidak lama kemudian terdengar lagi bel berbunyi sehingga membuat Ervin mau tidak mau harus membukakan pintu. Ervin merapikan penampilannya terlebih dahulu sebelum membuka pintu.
"Lama sekali buka pintunya," terdengar suara Josh dari luar begitu Ervin membukakan pintu.