Aneska melihat ke arah pintu. "Siapa itu? Sepertinya bukan suara Jihan," gumam Aneska.
"Permisi!" Terdengar lagi suara seorang perempuan dari pintu.
"Aku buka atau tidak?" Aneska melangkah mendekat pintu, berhenti di depan pintu.
"Apa ada orang?" tanyanya dari luar.
Aneska masih berdiri, teringat dengan ucapan Jihan yang jangan membuka pintu pada sembarang orang.
"Terdengar suara Maya menegur orang yang mengetuk pintu. "Siapa?"
"Maaf menggangu," jawabnya.
"Ada apa?" tanya Maya lagi.
"Aku mau menawarkan barang tapi sepertinya kamar ini tidak ada orang," jawabnya.
"Mungkin dia tidur," jawab Maya. "Sudah tidak dibuka, jangan teriak-teriak. Aku sampai terbangun gara-gara kamu," omel Maya.
"Maaf. Biar nanti saja aku menawarinya barang," jawabnya kemudian.
"Iya, kamu yang di kamar bawah? Besok juga bisa ke sini lagi."
"Iya Maya. Maaf sudah membuat kamu terbangun. Aku pergi saja."
