Aneska melihat Jihan yang sedang asik makan lontong dan gorengan. "Apa dia bisa dipercaya?" ucap Aneska bicara di dalam hatinya.
"Kamu takut padaku?" tanya Jihan tanpa melihat Aneska. "Tapi wajar karena kita juga baru beberapa menit kenal. Kalau ada diposisi kamu, aku juga pasti begitu."
Aneska tidak bicara, pandangannya melihat sekeliling. Banyak orang yang lewat di depannya, nampak pula orang-orang yang memperhatikan dirinya dengan badan yang penuh tato. Aneska seketika memegang tasnya yang disimpan di samping tubuhnya.
"Menurut Ibu, lebih baik kamu ikut dengan Neng Jihan. Kalau kamu mencari sendiri, nanti yang ada malah dapat tempat tinggal yang tidak sesuai," kata penjual memberi saran.
Aneska kembali melihat Jihan yang sudah selesai makan lontong.
"Aku tidak memaksa, itu terserah kamu. Niatku hanya menolong karena aku pernah ada diposisi kamu, pertama kali datang ke sini bingung harus ke mana. Iyakan Bu?" tanya Jihan pada penjual.