Serlin terpaku. Dirinya baru sadar kalau tadi salah berucap.
"Perkataan yang tadi kamu ucapkan tidak bisa kamu kamu tarik kembali," kata Ervin.
Serlin menelan ludah, tenggorokannya mendadak menjadi kering.
"Kenapa wajahmu menjadi pucat begitu? Kamu menyesal telah mengatakannya tadi?" tanya Ervin tersenyum tipis. Hatinya semakin yakin kalau Serlin ada main dibelakangnya.
"Tidak. Aku tidak menyesal," jawab Serlin membuang muka tidak mau melihat Ervin yang menatapnya.
"Baiklah, aku percaya padamu," ucap Ervin tersenyum sinis. Serlin sekarang yang duduk dihadapannya bukanlah Serlin yang dulu dia kenal.
"Aku tahu, kamu sekarang tidak percaya padaku. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, aku tidak pernah mengkhianati kamu. Aku sibuk di luar karena bekerja, bukan sibuk berada di pelukan laki-laki lain," ucap Serlin melihat Ervin kembali.