Serlin menutup matanya ketika bibir kenyal dan lembut Ramon mulai menempel dan melumat bibirnya. Serlin membiarkan Ramon melumat dan bermain dengan bibirnya, sementara tangannya sendiri sudah semakin turun untuk mengelus benda pusaka yang selalu membuatnya melayang menuju surga dunia.
Ramon mendesah di antara ciumannya ketika tangan Serlin dengan lembut mengelus benda pusakanya yang semakin berdiri. Serlin mengelusnya dengan lembut, sehingga membuat Ramon beberapa kali mengeluarkan desahannya.
"Kenapa?" tanya Serlin iseng bertanya.
"Tanganmu membuatku melayang. Juniorku semakin berdiri," jawab Ramon dengan kepala mendongak melihat ke atas untuk menikmati elusan tangan Serlin, sementara tangannya sibuk bermain dengan dua bukit kembarnya Serlin yang menantang.
Serlin tersenyum, kepalanya menunduk untuk melihat aset Ramon yang terasa semakin besar dan keras. "Besar sekali."