Waktu terus bergulir, begitu pun dengan hidup yang terus berjalan. Aneska yang punya keinginan untuk merubah nasibnya, sekarang sudah menjalani harinya yang baru saja di mulai.
"Aneska," panggil seseorang mengetuk pintu dari luar. "Aneska!"
Aneska membuka matanya perlahan, sekelilingnya nampak gelap tanpa ada penerangan sedikit pun. Matanya mengerjap sebentar untuk mengumpulkan kesadarannya. "Di mana aku? Apa aku sudah mati? Kenapa gelap begini? Apa aku ada di alam kubur?"
Aneska beberapa detik hanya terdiam, mengingat kembali apa yang telah dialaminya. "Bukankah aku ada di Ibukota?"
Aneska bangun perlahan, mengingat stop kontak untuk menyalakan lampu. "Ini dia stop kontaknya," gumam Aneska setelah meraba dinding dekat pintu.
Terdengar lagi bunyi ketukan di pintu memanggil namanya. "Aneska!"
Aneska yang masih berdiri tidak jauh dari pintu langsung membuka kuncinya.
"Dari tadi aku memanggilmu. Sedang apa?" tanya Jihan langsung masuk begitu pintu terbuka.
