"Tenang saja, Ayah masih ada simpanan uang. Kalau Ayah tidak ada uang, mana mungkin Ayah membeli rumahnya Aneska?"
"Tidak apa-apa kalau Ayah ada uang, Ibu pikir Ayah tidak punya uang," kata Ibu. "Kenapa Ibu tidak tahu?"
"Ini juga uangnya dari hasil kebun yang dibayar minggu lalu. Ayah lupa tidak kasih tahu Ibu," jawab Ayah sambil bangun dari duduknya.
"Ayah mengantuk?" tanya Ibu.
"Iya, ini ternyata sudah larut malam. Tidak terasa kita mengobrol cukup lama."
"Pergilah duluan ke kamar. Ibu mau periksa lagi pintu dan jendela. Mungkin ada yang kelupaan belum di kunci," kata Ibu sambil melangkah ke ruang tamu.
Ayah langsung pergi meninggalkan Ibu sambil menguap beberapa kali.
Di luar, langit mengguyur bumi dengan hujan yang cukup deras. Malam yang semakin larut membuat langit semakin pekat, sesekali terkena bias terang karena petir yang saling menyambar membelah cakrawala.