Aneska pergi ke kamar mandi dan segera mencuci wajahnya yang terlihat kusut dan matanya yang merah.
"Aku jadi sedih begini. Rasanya masa lalu aku tergambar semua di pelupuk mataku. Ibu dan rumah itu seperti nyata muncul dalam pikiranku," gumam Aneska mengeringkan wajahnya yang basah dengan handuk yang hanya satu-satunya dia punya.
Aneska melangkahkan kakinya menuju cermin, dipandanginya wajah yang ada di dalam cermin. Matanya, hidungnya dan semua yang ada diwajahnya dia perhatikan satu per satu.
"Wajah ini mirip dengan pria yang mengaku Ayah padaku. Pria itu juga memiliki lesung pipi yang sama sepertiku. Apa memang dia itu Ayahku?" Aneska bicara sendiri dengan menghadap cermin.
"Aku tidak mengingatnya sama sekali, wajah pria tadi tidak aku ingat tapi matanya membuat hatiku berdesir seperti ada sesuatu yang ingin dia katakan. Tapi di sisi lain, hatiku seakan menolaknya." Aneska bicara sendiri di dalam hatinya, matanya menatap dalam dirinya sendiri.