Aneska menyeka keringat yang membasahi keningnya dengan sapu tangan yang dia ambil dari dalam tasnya. Kulit putihnya terlihat merah karena sinar matahari yang menyengat.
Aneska memperhatikan keadaan di luar yang nampak padat kendaraan. Berharap bisa melihat angkutan umum yang sedang dia cari.
Sudah beberapa menit Aneska duduk di dalam angkutan, sat per satu Ibu-Ibu yang tadi duduk bersamanya turun. Sehingga tinggal Aneska sekarang yang tertinggal sendiri.
Aneska menggeser duduknya mendekati supir yang ada di depan. "Bang, aku mau naik angkutan lain tapi tidak tahu harus turun di mana."
Supir yang sudah terlihat sudah cukup umur melihat Aneska dari kaca spion dalam. "Angkutan nomor berapa Neng?"
Aneska menyebut nomor angkutan tujuannya yang akan membawanya ke arah tempat kostnya.
"Nanti di depan Neng. Abang nanti kasih tahu," jawab supir.
"Terima kasih Bang," jawab Aneska tersenyum senang sehingga lesung pipinya yang tersembunyi dari tadi terlihat jelas.