"Iya pulang saja atau mungkin jalan sebentar, untuk menghilangkan rasa sakit di kepalaku yang mau pecah karena masalah ini," jawab Ervin.
"Aku sarankan jalan sebentar untuk menenangkan pikiran kamu."
"Tapi mau jalan ke mana?" tanya Ervin. "Terjebak kemacetan di mana-mana."
"Kamu membuatku bingung, sudah sana pergi! Kamu mau jalan kemanapun terserah. Mau pulang atau jalan mungkin tidur dengan wanita penghibur pun, aku tidak peduli. Aku mau kerja lagi," gerutu Josh.
Ervin tertawa. "Dasar tukang emosian. Begitu saja sudah emosi."
"Sudah pergi sana! Sudah cukup aku mendengar curahan hatimu itu. Aku banyak pekerjaan."
"Iya, aku pergi. Cuma kamu yang bisa mengusir seorang Ervin Wijaya. Orang lain mengemis minta untuk bertemu denganku tapi kamu malah mengusirku," jawab Ervin berdiri dan merapikan jasnya.
"Itu mereka, bukan aku. Meremas burung kecilmu itu pun aku berani, apalagi cuma mengusir kamu pergi dari sini," kata Josh.