Selamat Membaca
Risma melepaskan pelukan, lalu wanita itu mendaratkan kecupan hangat di kening sambil membisikkan kata-kata cinta untuk putrinya. Sementara Kania mencoba untuk tersenyum, gadis kecil itu berusaha melupakan rasa sedih di hati.
"Bun, makasih karena Bunda selalu ada untukku, selalu membela, dan mencintaiku dengan tulus."
"Iya, Sayang."
Risma lalu keluar kamar Kania dan menghampiri suaminya.
"Yah, Mamah ke mana?" tanya Risma saat melihat di ruang tamu sudah tidak ada ibu mertuanya.
"Kayaknya udah pulang, Bun. Biarin aja, Bun. Sekali-kali kita nggak usah peduliin sikap Mamah dulu. Oh iya, Bagaimana kalau kita ajak Nada main ke sini? Kayaknya udah lama ya? Pasti Rara kangen."
"Boleh, Yah, bener banget, siapa tau kalau ada Nada, Rara bisa tersenyum lagi. Nanti coba ayah telepon Pak Galih."
Anwar segera mengambil ponsel di atas dipan samping tempat tidur. Lalu, menghubungi Pak Galih.
"Assalamu'alaikum Pak, apa kabar?"