Selamat Membaca
Jemari kurus itu memijat pelipisnya pelan, banyak pikiran yang sedang menari-nari di otaknya. Membuatnya mengucap istighfar dengan sesekali menghela napas berat.
Sembari menunggu bus datang, Indah menatap birunya langit di siang hari. Silau, namun tetap indah. Seperti dirinya, walau sakit, namun tetap bertahan. Gadis beralis tebal itu memutuskan untuk pulang menggunakan bus umum, lebih tepatnya mencoba menghindar dari Liam. Walau pria itu awalnya menolak keras toh akhirnya luluh juga.Benda pipih dalam tas bergetar, membuat Indah merogoh dan melihat siapa si pengirim pesan. 'Sudah sampai rumah?'