Chereads / Selalu Ada untukmu / Chapter 22 - Menanti Kabar

Chapter 22 - Menanti Kabar

Selamat Membaca 

Arina dan Indah sejak lulus SMP di kota B, mereka tinggal di Amerika bersama Oma dan Opa nya dan bersekolah disana bersamaan juga dengan Bobby. Heh si Boby ini selalu mengintai dua gadis ini yang menjadi kesayangan kakak-kakak nya. Begitupun dengan bu Asri dan suaminya yang melakukan pengobatan di sana.

Ada kejadian yang unik waktu Indah naik jet pribadi nya Opa ini. 

"Wow.. Arin, ini pertama kali naik pesawat jet pribadi tapi ko kita cuma berenam  sama Opa, yang aku lihat di televisi biasanya banyak penumpang nya ya?" ucap Indah sambil berpikir mengetuk- ngetuk otaknya.

"Haha.. Itu kan pesawat komersial Indah, ini kan jet pribadi jelas beda dong, ada kamar tuh kamu bisa tidur di sana!!" jelas Boby sambil menunjuk kamar di jet itu, Indah pun mengangguk-ngangguk. 

"Ibu, istirahat ya di kamar ya biar Indah temenin, yuk Rin antar ibu kesana?" ajak nya menoel-noel Arina. 

"Kamu aja sama Ibu yang tidur, aku disini dulu mau main kartu sama Boby" jawab Arina. 

"Ish, kamu ketularan Bobby main kartu!" ledek Indah yang berdiri. 

"Buk, yuk kita tidur! Ajak Indah sambil membantu bu Asri bangun dari tempat duduk nya. 

Indah dan bu Asri masuk ke kamar yang ada di jet itu. Sedangkan Arin sedang main kartu dan tertawa bersama Boby.

Jet pribadi itu turun di landasan bandar udara internasional Oakland, California. Di sana sudah menanti Oma dan paman Dimas Baskoro yang menjemput mereka.

"Welcome to America" teriak Indah sampe si Boby menggelengkan kepalanya.

"Ih, apa Boby. Ga boleh lihat gue bahagia" ketus Indah mencebikkan bibir.

"Eh.. Itu bibir minta gue pites" ledek Boby.

"Ck. Minta di c**m abang lo" ucap Indah keceplosan sambil menutupi mulutnya dengan tangannya.

"Hahahaha.. Ketauan lo Ndah, ga pernah ya sama abang gue" goda Boby.

"Udah yuk turun ngeledekin Indah trus Bob. Tuh liat dah pada di bawah!!" ajak Arin sambil menunjuk ke arah Opa, Ibu Asri dan suaminya sudah ada di bawah jet itu.

Arina dan Indah berjalan duluan barulah si Boby di belakang mereka seperti bodyguard mereka.

Arina langsung memeluk Omanya, dan Oma membalas pelukan Arina

" Arin, kangen Oma" lirih nya dalam pelukan Oma, kemudian Indah menoel-noel Arina.

"Arin, gantian dong aku juga kan kangen Oma" sindir nya Indah, Arin melirik Indah dan membiarkan gadis merengek kemudian Oma merengkuh tubuh Indah juga.

"Hehe kenapa berebutan, kalian kan berdua cucu Oma" tegas Oma.

Kemudian Arina menatap Oma nya dan melepaskan pelukannya.

"Om, tidak ingin memeluk Arina" ucap Arin menatap pria dewasa di samping Omanya yang dari tadi diam saja, Oma mengaggukkan kepala nya memberikan kode pada anak bungsu nya itu.

"Hmmmm.. Tentu saja om kangen kamu gadis kecil yang suka minta om belikan ice cream" jawab pamannya mencubit pipi Arina dan Om Dimas nya malah tersenyum puas melihat pipinya Arina kemerahan.

"Pipi Arin jadi nya sakit" lirih nya mengelus - elus pipinya itu.

"Hehe maaf om ya Arin, om gemes liat kamu, dulu kalo om datang kamu selalu minta di beliin ice cream sama om" goda Om Dimas.

"Tapi sekarang Arina sudah besar om, sebentar lagi jadi wanita dewasa, ya kan oma" jawab nya meminta perlindungan dari Omanya.

"Ya, sebentar lagi kamu akan jadi wanita dewasa" tegas Oma dan berjalan merangkul Indah dan Arin.

"Oh, iya ini Dimas. Kenalkan cucu angkat Oma namanya Indah manis kan anaknya!!" ucap Oma memperkenalkan Indah pada putra nya satu-satunya sekarang Dimas "ucap oma melihat pada Dimas dan Indah.

" Hallo Om namaku Indah" sapa indah. 

"Oh, Hallo Indah semoga betah ya di Amerika" sapa Om Dimas.

"Om Dimas, tante gak Ikut?" tanya Arina.

"Tidak, tantemu sedang hamil tidak bisa pergi jauh, tantemu ada di rumah dia sedang mempersiapkan sambutan untuk keponakan nya ini!!" jawab Dimas dan Arina mengangguk.

Arina dan Indah menaiki mobil jemputan yang sudah menunggunya dari tadi. Sepanjang perjalanan Arina hanya diam namun berbeda dengan Indah yang begitu antusias dan gembira sekali.

Sesampai di mansion opa nya Arina dan Indah disambut seperti putri kerajaan, para pelayan, supir di mansion Opa itu berbaris menjadi dua menundukkan kepala nya.

"Kamar non Arina dan Non Indah di lantai 3, silahkan ikuti saya" ucap pelayan wanita paruh baya itu. 

Arina dan Indah mengikuti nya, sampai pintu kamar masing-masing. Arina dan Indah kamarnya bersebelahan. 

Di ruangan yang megah itu Indah dan Arina ternganga betapa besar mansion Opa nya ini.

"Woow.. Bagus banget ya home nya rin" bisik Indah pada Arina dan Arina menganggukkan kepala nya.

Karena bu Asri dalam keadaan masih kurang sehat ditempatkan di lantai bawah dengan suaminya di ruang tamu. Bu Asri pun mengistirahatkan dulu tubuh yang terasa letih.

Arina di dalam kamarnya yang indah dan sangat cantik itu tidak bisa memejamkan matanya, hanya melihat hp nya dan menutup nya, menunggu kabar dari Raymond yang belum ada menghubungi nya lagi.

"Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku nggak bisa melupakan dia, aku masih sangat mencintainya. Tuhan, ampuni aku kalau perasaan ini salah. Aku cuma manusia biasa yang nggak mampu mengendalikan diri."gumam Arina.

Beda halnya dengan Indah tampak bahagia, melihat kamarnya yang mewah dan cantik itu, dia selfie - selfie di kamarnya dan mengirimkan nya di media sosmed nya dengan caption' my new room, Alhamdulillah'. Indha senyum - senyum sendiri. 

Indah pun berhenti, dia pun berlari ke arah kamarnya Arin. Tanpa mengetuk pintu masuk kedalam kamarnya. 

Ceklek.. 

"Arina.. ARINA.." panggil Arin yang celingukan di kamarnya Arin  yang sepi. 

"Kemana si Arina ya?" lirih nya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. 

Ceklek... Pintu kamar mandi terbuka.. 

"Astaghfirullah" ucap Indah mengusap dadanya, melihat kearah Arina yang memakai bathrobe tercium aroma sabun. 

"Hmm,.. Wangi sekali  aroma sabun nya rin?" tanya Indah, sambil mendekat mengendus aroma sabun itu. 

"Sudah kamu mandi sana di kamar mu, telepon san kak Liam nya" titah Arina yang mengendus bau tubuh indah itu.

"Hehe badan ku bau ya, Rin,. Ya sudah aku mandi dulu ya, nanti balik lagi kesini mau selfie" ucapnya sambil berlari meninggalkan Arina, dan Arina baru lah masuk ke walk in closetnya yang sudah  tersedia baju-baju pilihan omanya yang is the best lah menurut Arina. 

Indah berlari ke kamar dan langsung menuju kamar mandi, dia berendam begitu sampai ada telepon dari Liam dia baru terbangun.

Bersambung