Arik sangat bahagia atas keramahan yang di lakukan tunanganya itu, dia sangat sayang kepada tunganya Laila, tidak ada yang bisa Arik berikan kepada Laila selain hatinya yang tulus mencintai Laila, tapi begitu sebaliknya Arik tidak tau apa yang ada di dalam hati Laila saat ini dia hanya bisa berhadap kelak Laila benar-benar mencintainya, selain semua orang tua sudah menyiapkan perjodohan itu semenjak kecil tapi tidak ada yang tau kemana takdir akan membawa kedua remaja itu, mungkin di waktu masih umurnya masih belum mengenal yang namanya cinta mereka akan mengikuti apa saja yang di katakan oleh orang tuanya, hingga remaja kali ini Laila sudah memasuki kelas 2 sma yang dia tempuh di pesantren selama dia memasuki smp dulu, Laila selalu bersama dengan Yunis yang satu desa dan sepantran denganya,"Laila gimana hubungan kamu dengan Arik? "
"entah lah aku masih belum tau pasti gimana kedepanya nanti"
"ya semoga saja kalian itu beneran bisa bersama soalnya kan sudah dari kecil kalian itu kan"
"ya gak tau juga masih Yun,semua kan bukan kita yang ngatur itu semua sudah di atur oleh yang maha kuasa"
"iya benar sih tapi kan kita harus bisa mengubah itu semua agar kelak tidak rugi sendiri"
"iya benar sih"
"oia kalo kamu gimana Yun dengan itu si Alex? "
"entah juga Alek juga begitu meski umurnya jauh dari aku dia masih saja santai tidak bekerja"
"ya kalo kamu emang mau bersama dengan Alex ya minta dia untuk kerja lah"
Percakapan mereka sangat keras tidak sadar bila ada orang lain yang sedang datang ke arahnya sampai orang tersebut sangat dekat mereka baru berhenti membicarakan soal mereka berdua, Arik datang dari arah yang tidak mereka lihat jadi mereka berdua tidak bisa tau kalo ada orang yang datang ke arahnya,"sepertinya lagi asik ya? "
"eh mas Arik dari kapan ada di sana mas? "
"ini baru saja sampai, kalian lagi ngobrolin apa sebenarnya?"
"gak ada sih mas"
"ya sudah kalo gak ada,Mas mau berangkat lagi ke pesantren besok pagi dek"
"Mas mau berangkat sekarang? "
"enggak sekarang dek tapi masih besok pagi"
"sekarang Mas mau kemana? "
"ya gak ada,ayo kalo mau jalan-jalan"
Arik selalu mencari cara agar bisa selalu berdua dengan Laila dan Arik sangag ingin Laila mencintai dia sepenuhnya,Laila selalu menuruti apa yang orangtuanya katakan dia tadak pernah bilang tidak, benar saja keesokan paginya Arik sudah kembali ke pesantren sekarang giliran Laila yang akan kembali ke pesantren tapi kali ini Laila tidak ingin kembali ke pesantren karna di tempat itu tunaganya juga berada dia memilih melanjutkan sekolah di salah satu sekolah swasta dan di sana dia mulai menata dengan teman baru dan juga suasana baru tentunya, tak butuh waktu lama untuk Laila beradaptasi bahkan sekarang sudah memasuki minggu ke 2 dia mulai berkenalan dengan pria yang bernama Yuda,
di samping Laila tidak menyadari kalo Yuda sudah mulai menyukainya Laila terus saja seperti biasa mengenal Yuda,Yuda sendiri adalah pemuda desa yang tergolong sederhana, mulai dari keluarga biasa hingga gaya hidup yang juga biasa, akan tetapi dengan wajah yang tampan,wajahnya jauh lebih tampan ketimbang tunangan Laila yang di jodohkan sejak bayi itu, hampir tiap hari Laila selalu bertemu dengan Yuda, Yuda yang setiap hari selalu menunggu kedatangan Laila di sekolahnya, meski sekolah di pesantren Laila dan Yuda seperti biasa sekolah di sekolah negri setiap saat selalu ketemu mulai dari canda dan main bersama,mereka tergolong remaja yang terlahir di era modern, hingga suatu hari Laila bersama dengan temanya berangkat sekolah dan di tunggu Yuda di suatu jembatan desa yang tak jauh dari sekolah mereka, "Yun kok ada Yuda disini ya dia sedang apa kan rumahnya di ujung timur sana?"
"iya aku gak tau juga Laila mungkin dia lagi nunggu kamu" jawab yunis
"ngapain nunggu aku,aku kan cuma temenya jangan berlebihan begitu bisa lain ceritanya nanti" Laila mulai kesal dengan candaan yunis di sisi lain Laila senang cuman menyembunyikan semuanya agar orang lain tidak mudah menebak apa isi hati dia, Laila sebetulnya sangat suka dengan Yuda, saat jarak Laila sudah sangat dekat dengan Yuda,Yuda langsung memangil Laila untuk lebih mendekat dengan dirinya yang sudah sedari tadi menunggu Laila itu, "Laila bisa kesini sebentar? "
"ada apa Yuda gak enak kalo kita mengobrol disini ini tempat umum juga kan, "
"gak apa-apa lah Laila lagian yang ada di sini cuma kita bertiga kan"
"iya emang kita cuma bertiga kalo ada orang lewat kan bisa di sangka yang bukan-bukan ",Laila mulai mengerutkan kening
"Laila jangan marah begitu ntar di kira bertengkar sama orang, kamu kan tau di rumah sebelah barat itu lumayan dekat pasti nanti kedengeran lah Laila", Yunis berbisik pada Laila agar mengurangi folume bicaranya,
"ya sudah Laila ayo berangkat ke sekolah saja kalo begini aku juga tidak enak" Yuda mengalah agar tidak terjadi salah paham pada Laila dan yuga Yunis, mereka semua pergi untuk sekolah tapi Laila meminta Yuda untuk tidak bersamanya dia takut hal yang tidak-tidak akan terdengar oleh mertuanya yang jaraknya tidak jauh hanya satu desa dengan tempat tinggal Laila, tak perlu waktu lama mereka sudah sampai di sekolah dan Laila langsung menuju kelas sekolah yang be beda dengan Yuda, sekolah di pesantren tidaklah sama dengan umum yang mana tempat siswa dan siswi tidak dalam satu kelas,Laila tidak menghiraukan yuda lagi dia langsung saja pergi ke kelasnya, "Laila kamu kenapa kok Yuda di tinggal begitu saja nanti marah dia? " Yunis menegor Laila yang seolah tidak sedang bersama Yuda dari tadi, " biar saja Yun aku lagi ingin tau dia itu mudah marah apa tidak, sudah gak usah pikirin itu lagi ayo kita langsung masuk ke dalam kelas saja", baru saja dudul di kursi bel akan di mulai pelajaran sudah berbunyi, hari ini ada mata pelajaran yang gurunya adalah laki-laki yang belum cukup tua masih tergolong muda," Laila kamu tau kan kalo sekarang mata pelajaran apa" tanya yunis
"lah memangnya mau gimana sudah tau,ya gak bisa pergi juga kan ya terima saja lah harus ikutin apa yang sudah jadi aturan"
"ya juga sih,tapi kamu beneran tau kan? "
"iya tau sekarang mata Pelajaran yang tukang goda itu"
"hahahaha tak kira kamu gak tau Laila"
"mana mungkin gak tau ya pasti tau lah"