Sore itu hujan turun tepat setelah jam istirahat terakhir. Hujan itu terus turun dengan awetnya hingga sore hari. Membuat anak-anak yang biasa melakukan kegiatan ekstrakurikuler luar kelas jadi ditiadakan, bahkan dipulangkan saja karena hujan tak akan berhenti meski hanya gerimis yang terkadang juga akan turun hujan dengan deras.
Kesempatan itu digunakan Mori yang sepulang sekolah hari itu dengan sengaja menghadang langkah David di koridor yang sepi menuju tempat parkir khusus siswa. Sudah banyak siswa dan siswi yang pulang di tengah gerimis, itulah kenapa Mori menghadang David karena ia tidak suka melibatkan siswa atau siswi lain, kecuali Alysha. Namun kali ini Mori juga enggan melibatkan Alysha karena sedikit berbahaya.
David yang sedang berjalan seorang diri sambil bersenandung berhenti melangkah begitu melihat Mori yang muncul dari balik persimpangan koridor. "Mau apa kamu pakai menghadang jalanku?"
"Hanya mau minta penjelasan."
"HA?"
"Apa maksudmu dengan pengguna kekuatan khusus dan yang tidak memiliki kemampuan khusus?"
"Cih." David mendecak kesal mendengar pertanyaan Mori. [Bagaimana bisa dia tidak terpengaruh hipnotisku tadi?!]
"Jangan diam saja."
"Sepertinya dalam perkelahian sebentar kita sebelum istirahat itu, kepala terbentur kuat sampai kamu mendengar yang tidak-tidak." Ucap David santai.
"Benar. Kepalaku memang terbentur, karena itulah aku pingsan dan bukannya terkena pengaruh hipnotis yang kamu lakukan tadi pagi aku sampai kehilangan kesadaranku sesaat! Jadi, ayo jelaskan maksudmu itu?"
David menghela nafas kesal dan kembali mendecakan lidahnya. "Cih. Ini sungguh tak ada kaitannya denganmu. Jadi lupakan saja."
"Bukan urusanku. Lalu kenapa kamu mengejarku sampai keluar kelas lalu membuat kepalaku benjol! Bahkan melakukan hipnotis walau terlambat bekerja terhadapku!"
David menyeringai. "Hehehe... kalau aku tak mau menjelaskannya kamu mau apa?! Mau ribut seperti biasanya? Kali ini tak akan semudah sebelumnya!"
"Oh... lantaran kamu sudah mengalami pubertas dan mewarisi kemampuan dari orang tuamu?"
David terdiam mendengar perkataan Mori. [Bagaimana bisa anak tengil ini tahu?]
"Jangan heran. Aku ini memiliki kemampuan melihat dan juga berkomunikasi dengan hal tak kasat mata sejak kecil, jadi tentu saja aku merasakan ada yang aneh darimu setelah mengalami pubertas. Makanya kamu mengejarku setelah merasakan kemampuanku. Mengira aku pemilik kemampuan khusus sepertimu! Tapi aku sungguh penasaran, kemampuan apa yang diturunkan oleh orang tuamu itu kepadamu." ucap Mori santai.
"Hum. Coba saja lakukan sesuatu sehingga aku membuka mulut. Aku yang sekarang tidak sama dengan yang selama ini kamu kenal..."
"Yang aku kenal selalu dibullly. Hum." Potong Mori memprovokasi David dengan sengaja karena ingin melihat David mengeluarkan kekuatannya terlebih dahulu seperti sebelumnya. Saat itu Mori tidak bisa memperkirakan kekuatan David, karena itulah kini Mori dengan sengaja membuat David meradang dengan ucapannya.
Tangan David mengepal erat dan rahangnya terlihat mengeras, mencoba menahan emosinya yang memang mudah terpancing oleh Mori yang memang sangat suka memprovokasi lawannya. "Kamu akan menyesalinya kali ini!" seru David sambil berlari menerjang Mori dengan kecepatan yang luar biasa, namun Mori juga pernah melihat kecepatan yang lebih cepat lagi dari pertarungan Miranda dengan Vino beberapa hari yang lalu. Jadi hanya berbekal kemampuan bela dirinya saja Mori menghindari serangan David yang melayangkan kepalan tangan kanannya.
"Tidak akan ada untuk yang kedua kalinya, Mori!" desis David ketika ia berpaling ke arah Mori yang kini berada di sampingnya. CRING!!! Cakar yang tajam dan cukup panjang keluar dari kedua tangan David.
Mori yang melihat itu menggeser kakinya untuk bersiap menghindari serangan yang pasti fatal jika ia kena cakar panjang David.
David kembali menyerang Mori terlebih dahulu dengan membuat gerakan ingin mencabik-cabik tubuh Mori dengan cakarnya. Mori segera melompat ke kanan dan langsung berlari ke pohon terdekat. Ketika Mori berlari sebuah bayangan terlihat melintas dari atas, Mori melihat ke atasnya dan menemukan David yang melakukan lompatan untuk menyergapnya dari depan.
"Woah... gawat! Aku tak mengira dia bisa melakukan itu?!" Mori menghentikan langkahnya dan berpikir secepat mungkin untuk melakukan sesuatu karena kini David telah mendarat di tanah, namun... BRAK!!! Tiba-tiba tubuh David malah terpental ke samping ketika tubuhnya belum mendarat dengan sempurna dan membentur pohon terdekat yang menimbulkan getaran hebat.
"WOAAH... apa yang terjadi?!"
TAP!! Miranda mendarat di tanah dengan anggun. Dengan ujung kaki kanannya terlebih dahulu di tempat yang seharunya menjadi pendaratan David. "Huh! Menyebalkan! Kenapa kamu selalu membuat keributan?!"
"Miranda?! Tapi aku tak pernah meminta bantuanmu, karena dia aku kenal dan aku pikir akan bisa menghadapinya..."
"Tapi ternyata tidak, kan?" potong Miranda sambil melihat kembali melihat ke depan. Miranda mengerutkan dahinya setelah merasakan aura aneh yang juga dirasakan Mori dari David. "Kamu masih memakai cincin yang diberikan Tuan Idris?"
"Masih!"
"Menyingkirlah kalau tidak mau terlibat masalah Mori!" seru Miranda datar.
David yang sempat tidak bergerak setelah tubuhnya membentur pohon dengan sangat kuat mulai bergerak perlahan untuk berdiri. "Aku tidak tahu siapa kamu dan tak ada urusan denganmu, jadi menyingkirlah! Dan jangan ikut campur!" geram David menatap tajam kepada Miranda.
"Bocah tengil itu temanku. Tentu saja ini urusanku juga karena kamu menyerangnya yang tak memiliki kemampuan makhluk mitos sepertimu!"
David tampak mengerutkan dahi karena Miranda tahu tentang kekuatan baru yang diturunkan kepadanya.
Miranda menoleh kepada Mori lalu berkata. "Mundurlah dulu, kamu belum bisa menghadapi ini!"
"Eh!"
"Tidak ada 'Eh'!" Ucap Miranda sambil melangkah maju lima langkah lalu tiba-tiba dalam gerakan yang tidak terlihat mata manusia biasa, Miranda dan David melompat sangat cepat. Dalam posisi masih melayang saat melompat Miranda dan David saling beradu kekuatan. Benturan keduanya menimbulkan getaran dan hembusan angin yang sangat kuat seolah akan mematahkan pohon-pohon dan menerbangkan apa saja yang di dekatnya walau hanya beberapa detik saja, termasuk Mori yang terlempar beberapa meter.
Setelah merasakan akibat dari benturan dua kekuatan antara Miranda dan David, akhirnya Mori mundur dan berlindung pada sebuah pohon. Dari tempat perlindungannya itu Mori melihat pertarungan pengguna kekuatan makhluk mitos yang sesungguhnya.
Dalam gerakan yang sangat cepat itu Mori tidak bisa melihat dengan jelas gerakan-gerakan saling serang dan tangkis yang terjadi. Hanya sedikit yang bisa dilihat oleh Mori, yaitu sepasang telinga runcing berwarna hitam di atas kepala David.
"Apa aku tak salah melihat? Itu juga telinga, tapi berwarna hitam! Sedikit mirip seperti telinga anjing?"
David dan Miranda tiba-tiba saling terlempar ke belakang bersamaan. Mereka terhenti sesaat.
"Aku bukan anjing!" seru David yang ternyata mendengar gumaman Mori di sela ia bertarung menghadapi Miranda.
"Ahahaha..." Miranda yang awalnya tak peduli ucapan Mori, namun ketika mendengar seruan David ia menjadi tertawa terbahak-bahak.
"Kalau bukan anjing lalu itu telinga apa? Mana ada macan kumbang hitam punya telinga runcing. Itu telinga anjing!"
"BUKAN!" teriak David.