Mori tidak bisa tidur dengan mudah malam itu di kamar yang telah disiapkan untuknya. Bagaimana ia bisa tidur dengan mudah jika sebelum tidur ia mengetahui jika tempat ia berada saat itu adalah istana Kesultanan Melaka yang dalam catatan sejarahnya telah hancur.
Dengan rasa penasaran dan kekagumannya Mori mengelilingi seisi kamar. Memperhatikan setiap inci sudut ruang kamar. Mori menyentuh dan mengusap ukiran yang ada sebagai hiasan pada pintu atau pun dinding. Terkagum karena ukiran itu terbuat dari emas asli.
Semua perabotan yang ada dalam ruang kamar juga tak luput dari perhatian, karena bagian asli istana dari masa kegemilangannya, kecuali tempat tidurnya beserta bantal, seprei, hingga selimut yang merupakan barang baru dan berbeda zaman.