Aku membuat tubuh Ara yang menempel padaku, sedikit terbangun dan tidak lagi memeluk tubuhku. Aku mengatakan padanya tentang siapa kedua orang tua kandungnya, dengan cara perlahan padanya. Aku tidak mau kalau sampai menyinggung perasaannya, makanya aku harus bicara padanya dengan caraku sendiri.
"Ra! Boleh Kakak bicara sesuatu sama kamu? Dan tolong kamu mau mendengarkan apa kata Kakak!" Lontar Ku berharap kalau Ara mau mendengarkan perkataanku.
"Apa itu Kak? Apakah ini menyangkut wanita itu? kakak ingin membahas tentang wanita itu adalah Mamah kandungku?" Lirih Ara dengan linangan, air matanya kembali memenuhi bola matanya.