Ku hapus air mataku yang kini berlinang di wajahku, untuk membuat pembicaraan ini ada. perasaan yang sedang kami rasakan harus kami ungkap dengan dibuat perlahan. Ada kekecewaan yang merasuki dan harus segera di hancurkan, saling melepaskan perasaan yang kini mulai sedikit terabaikan.
"Alexa! Bagaimana jika kita memulai pembicaraan kita? Aku merasa bahwa ini adalah waktunya yang tepat untuk kita bicara, bukan waktunya untuk kita bersedih hati. Aku juga tidak menyangka jika ini akan terjadi, hingga membuat aku pergi dari rumah." Ungkap ku dengan wajah yang bergetar hebat, keringat dingin mulai membasahi tubuhku.
Begitu pula dengan Alexa yang lebih terpuruk dari ku, melihat raut wajahnya sudah sangat terpukul. Alexa seakan sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, hanya menangis sesenggukan di dekatku.