Saat mendengar hal itu, Haes-Sal menjadi sangat geram. Sosok wanita yang ia lihat sekarang merupakan sosok yang paling ia benci.
Tubuhnya menggigil karena emosi yang telah memuncak hingga ke ubun-ubun.
Apalagi, setelah Rea mengatakan dengan wajahnya yang tanpa dosa, untuk membawanya kembali ke Prunos.
"Jangan bermimpi, Wanita keji! Aku tidak akan mau pergi denganmu!" tukas Haes-Sal dengan tegas.
Rea tampak tersenyum merespon kata-kata tersebut. Akan tetapi,Ferdinan menjadi sangat geram dibuatnya.
"Bajingan! Beraninya kau berkata seperti itu kepada Rea!"
Tangannya mengepal penuh emosi, hendak melayangkan tinjuan keras ke arah Haes-sal.
"Tutup mulutmu! Kau tidak memiliki hak untuk berbicara disini!" balas Haes-sal.
Tiba-tiba saja, Rea mengangkat tangan kirinya sembari menghalangi Ferdinan yang hendak maju.
"Tahan, Sayangku. Dia adalah orang yang harus kau hormati. Biar bagaimanapun, aku memiliki urusan yang belum terselesaikan dengannya."