Rea terbelalak.
Bola mata wanita itu nyaris meloncat keluar. Mulutnya terbuka lebar dengan lidah terjulur keluar. Susah payah Rea menarik udara masuk paru-parunya.
"Ji—jika kau tak lepaskan aku, nya—nyawa kakakmu tidak akan selamat."
Lewat ekor matanya Haes-sal melihat Yoseong. Pria itu tergeletak di lantai dengan posisi yang aneh.
"Hentikan pengendalian darahmu," desis Haes-sal murka.
"Ti—tidak sebelum kau melepaskan aku." Rea menolak dengan suara terbata-bata.
Haes-sal berpikir cepat. Dia perlu jaminan agar Rea tidak berani melakukan hal serupa untuk kedua kalinya.
Satu tangan Haes-sal yang tidak mencekik leher wanita itu bergerak membentuk lingkaran. Dari udara kosong dia menarik gaenari. Pedang panjang itu muncul dan langsung mengiris pipi Rea.
Jeritan memekakkan telinga terdengar membahana di ruangan itu. Ada darah menetes membasahi tangan Haes-sal. Tanpa belas kasih dia mengusapkannya ke pipi Rea yang tidak teriris gaenari.