"Dia gila apa sinting, sih? Jam enam pagi aku harus sudah ada di tempatnya? Demi Tuhan, ini musim dingin! Tega sekali dia berlaku kejam seperti itu."
Rena menggerutu panjang pendek. Dia memelototi daun pintu tempat di mana Eric pergi tiga menit lalu.
"Dasar bos tiran! Sembilan ratus ribu yen-mu tak setara untuk kesehatan mentalku yang bakalan rusak bekerja bersamamu."
Rena mengembuskan napas keras-keras. Kekesalannya memuncak hingga ubun-ubun. Namun, perempuan itu tidak bisa memprotes.
Dia sudah mendapat bayaran di muka. Bahkan barang-barangnya di apato lama sudah semua diangkut ke tempat yang baru ini.
Rena bahkan menerima gaji di muka bernilai fantastis. Rasanya akan jadi sangat kurang ajar jika dia mangkir dari tanggung jawab.
Mengingat hal itu, Rena teringat akan sesuatu. Perempuan itu berjalan secepat kakinya yang baru pulih mengizinkan.
"Aku harus mencari tahu gaji asisten pribadi di sini. Tak mungkin aku seumur hidup terjebak menjadi pekerja si tiran itu."
