"Calon anak apa?" Hee Young kebingungan.
Haes-sal mengusap perut wanita di depannya yang masih rata. Bibirnya menyunggingkan senyum.
"Aku masih heran mengapa kekuatanku tak berlaku untukmu. Namun, di janin kecil ini kami bisa berkomunikasi."
"Janin apa?"
"Ada yang bertumbuh di tubuhmu, Hee Young." Haes-sal mencium punggung tangan istrinya. "Kau sedang mengandung."
Hee Young mengerjapkan mata. Tatapannya kosong. Ekspresi keheranan tergambar jelas di wajah berdagu lancip itu.
"Kau bukan dokter, Haes-sal. Bagaimana bisa kau memutuskan aku sedang hamil atau tidak?" kekeh Hee Young. "Kau tak perlu membual dengan menjadikan kehamilan sebagai alasan menahanku di sini. Penjelasanmu tadi sudah cukup, kok. Aku akan selalu mengekor dirimu ke manapun pergi."
"Aku tidak bercanda, Chagiya."
Suara Haes-sal yang sangat serius mengubah pendirian Hee Young. Mulut perempuan itu terbuka lebar. Dia berkata gagap.
"Ba—bagaimana bisa .... Kau .... Itu ...."