menikah baru sekali dia ke rumah kita, dan itu udah 2 setengah tahun lalu."
Aku mencelos mendengar perkataan mama. Ya, benar. Mas Kai kesini 2 setengah tahun lalu dan itu menjadi pengalaman memalukan yang tak terlupakan di ingatanku ketika mama menggadai-gadaikanku seperti barang padahal sudah diberi 1 M sebagai mahar.
Aku pikir waktu dapat membuat mama berubah, ternyata dia tetap mata duitan.
Aku menatap mama bertongkat tangan di depanku bersiap-siap memarahiku lagi.
"Sudahlah, mah. Itu gak penting," ucap Afgan berjalan mendekati aku dan mama.
"Dek apa kau membawa uangannya?" Aku menatap Kak Afgan. Umurnya mungkin lebih tua dariku, namun dia samasekali belum dewasa.
Aku menggangguk dan melirik wajah mama yang sedikit membaik ketika Afgan menyinggung uang.
"Sudah ku transfer ke rekening mama."
"Oh ya. Sudah bisa dicairkan dong," ucapnya dengan bersemangat kemudian mencium tanganku.